Saturday, September 6, 2014

6 Makanan yang dapat mencegah uban di usia muda

6 Makanan yang dapat mencegah uban di usia muda

Rambut putih identik dengan usia tua. Namun, bukan cuma orang tua yang bisa punya uban, uban juga bisa ditemukan pada remaja dan dewasa muda. Mau tahu cara mencegah uban prematur di usia muda? Berikut adalah enam makanan yang bisa mencegah uban di usia muda, seperti dilansir Boldsky.
1. Bayam
Bayam dapat membantu menghasilkan pigmen yang dapat mempertahankan warna asli rambut Anda. Itu sebabnya; Anda harus menyertakan sayuran hijau ini di dalam menu hari Anda.
2. Buncis
Buncis mengandung banyak protein yang dapat menyuburkan rambut. Perlu diingat bahwa rambut juga terdiri dari protein, jadi Anda perlu menjaga asupan protein Anda setiap hari.
3. Telur
Telur mengandung banyak Vitamin B12 yang diperlukan rambut untuk mempertahankan warnanya. Vitamin B12 membuat darah Anda terbebas dari radikal bebas yang membuat rambut cepat beruban.
4. Tiram
Seng adalah mineral yang dibutuhkan untuk menjaga rambut Anda tetap kuat dan mempertahankan warna asli rambut Anda. Kekurangan seng dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan munculnya uban prematur. Seng banyak ditemukan dalam tiram atau kerang. Anda bisa mengonsumsi makanan laut ini untuk mempertahankan warna rambut Anda.
5. Hati
Kekurangan zat besi atau anemia merupakan penyebab utama dari uban prematur. Itu sebabnya, Anda harus menyertakan hati dalam menu harian Anda untuk menjaga kadar zat besi.
6. Berries
Berries mengandung banyak vitamin C yang dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah di kulit kepala. Itu berarti rambut Anda akan mendapat pasokan darah segar yang akan membuatnya tetap sehat. Berries adalah salah satu sumber terbaik dari vitamin C.
Inilah enam makanan yang bisa mencegah uban prematur di usia muda. Selamat mencoba!(merdeka/6/9/14)

Wednesday, August 13, 2014

Bungkil Inti Sawit Dimanfaatkan untuk Menghambat Bakteri Patogen

Kelapa sawit adalah salah satu pohon palem produktif utama yang dikembangkan di Indonesia. Tumbuhan ini adalah penghasil minyak nabati terbesar di dunia, terutama karena minyak dapat diproduksi baik dari serabut, buah maupun inti. Minyak ini dapat digunakan untuk minyak masak, minyak industry, maupun bahan bakar (biodiesel). Hasil pengolahan ini masih terdapat sisa-sisa bungkil inti sawit. Bungkil itu termasuk dalam golongan limbah.
   Peneliti Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir Nahrowi, M.Sc. memanfaatkan bungkil inti sawit yang kaya akan kandungan karbohidrat mannan sebagai bahan aditif untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam saluran pencernaan khususnya Salmonelladan E.colli. “Ternyata serat kasar dari bungkil inti sawit mengandung karbohidrat mannan yang tinggi. Mannan dapat digunakan sebagai bahan aditif menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam saluran pencernaan.

Bungkil inti sawit adalah limbah ikutan proses ekstrasi inti sawit. Bahan ini dapat diperoleh dengan proses kimia atau dengan cara mekanik (Devendra,1977). Zat makanan yang terkandung dalam bungkil inti sawit cukup bervariasi, tetapi kandungan yang terbesar adalah protein berkisar antara 18-19% (Satyawibawa dan Widyastuti, 2000).

Latar belakang penelitian yang dilakukan peneliti tersebut adalah karena Indonesia merupakan produsen terbesar minyak sawit di dunia. Tingginya angka produksi minyak sawit di Indonesia dibarengi dengan tingginya angka hasil samping sawit yang dihasilkan.

Awalnya dari penelitian ini, dilihat bungkil sawit (BIS) yang merupakan hasil samping dari proses pengolahan minyak inti sawit jumlahnya sangat banyak. Pemanfaat bungkil inti sawit untuk makanan ternak unggas (broiler dan layer) masih sangat minim.

Kebanyakan bungkil inti sawit banyak diekspor dari pada dipakai di dalam negeri. Padahal hasil samping sawit tersebut kaya akan konstrain yang bisa dimanfaatkan. Beberapa kontrain yang ada pada bungkil inti sawit diantaranya, kadungan serat yang tinggi dan kandungan protein kasar yang rendah yakni sekitar 16 hingga 18 persen. Tim peneliti IPB melihat konstrain-konstrain yang ada di dalam bungkil inti sawit bukan sebagai faktor pembatas tetapi sesuatu yang bisa diambil manfaatnya. Inovasi proses pengolahan bungkil inti sawit dengan kombinasi proses mekanik dan kimia tersebut dapat menghasilkan dua produk sekaligus.

Jika kita bisa mengisolasi mannan dari bungkil inti sawit maka kandungan proteinnya semakin meningkat. Dari inovasi tersebut dapat menghasilkan dua produk yakni karbohidrat mannan dan konsentrat protein. Pengolahan memiliki kelebihan diantaranya produk serupa yang di dapat dari sumber lain. Pada produk mannan, Amerika memproduksi mannan dari ragi yang memerlukan industri fermentasi tempat mengkuluturkan ragi tersebut.

Sementara, di Indonesia hanya menggunakan hasil samping sawit yang kaya mannan sehingga tidak perlu lagi kultur dan industri tersebut. Kelebihan kita dalam memproduksi mannan di banding Amerika adalah lebih ekonomis dalam menghasilkan mannan ketimbang dari ragi. Dan, nilai manfaatnya tidak kalah dari ragi. Sedangkan untuk produk konsentrat protein, nilai kecernaan dari konsentrat protein bungkil inti sawit lebih baik dari sumber protein yang lain karena dihasilkan dari protein yang larut dalam air.

Walaupun, secara alami kandungan asam amino bungkil inti sawit kalah dari komposisi asam amino dari bungkil kedelai tetapi dapat dilakukan fortifikasi supaya kandungan asam amino di konsentrat protein sawit sebanding dengan kedelai.

Produk konsentrat protein bungkil inti sawit memiliki kandungan protein kasar hingga 44 persen menyerupai bungkil kedelai, sehingga dapat dijadikan alternatif bungkil kedelai. Sedangkan produk mannan bungkil inti sawit bersifat menghambat pertumbuhan bakteri patogen, sehingga dapat digunakan sebagai antibiotik alternatif. Produk inovasi yang dihasilkan tim peneliti IPB tersebut telah memperoleh karena memiliki beberapa keunggulan lainnya di antaranya ketersediaan pasokan bungkil inti sawit yang terjamin, kualitas produk tergolong baik dan bisa menggantikan produk sejnis lainnya. Keunggulan lainnya, produk sejenis lainnya, mengurangi ketergantungan impor pakan aditif. Sehingga produk ini cocok diaplikasikan di industri yang bergerak di bidang pakan dan obat-obatan.

INFORMASI KANKER TERBARU

INFORMASI KANKER TERBARU
SETELAH BERTAHUN-TAHUN DIKATAKAN PADA KHALAYAK BAHWA KEMOTERAPI ADALAH SATU-SATUNYA CARA UNTUK MENCOBA DAN MENGHILANGKAN PENYAKIT CANCER, AKHIRNYA MULAI UNTUK DIKATAKAN ADA CARA ALTERNATIF ... Harus Baca and Share 1 . Setiap orang memiliki sel kanker dalam tubuh . Sel-sel kanker ini tidak tampak dalam pemeriksaan standar hingga sel-sel tersebut berkembang biak menjadi bermilyar milyar . Ketika dokter mengatakan kepada pasien kanker bahwa tidak ada lagi sel kanker di tubuh mereka setelah perawatan , itu hanya berarti bahwa tes yang dilakukan tidak mampu mendeteksi sel kanker karena mereka belum mencapai ukuran yang bisa terdeteksi . 2 . Kanker sel terjadi antara 6 sampai lebih dari 10 kali di dalam hidup seseorang . 3 . Ketika sistem kekebalan tubuh seseorang tinggi, sel-sel kanker akan rusak dan dicegah dari pembiakan dan pembentukan tumor . 4 . Ketika seseorang menderita kanker ini menunjukkan bahwa orang tersebut mengalami beberapa kekurangan nutrisi . Ini dapat terjadi karena faktor genetik, lingkungan , makanan dan gaya hidup . 5 . Untuk menanggulangi beragam gangguan nutrisi, mengubah diet dan termasuk suplemen akan menguatkan sistem kekebalan tubuh . 6 . Kemoterapi meracuni sel kanker yang bertumbuh cepat, juga menghancurkan sel-sel sehat yang tumbuh dengan cepat di sumsum tulang , saluran pencernaan dll , dan dapat menyebabkan kerusakan organ seperti hati , ginjal, jantung , paru-paru dll 7 . Radiasi ketika menghancurkan sel kanker , juga membakar dan merusak sel sehat , jaringan dan organ . 8 . Perawatan awal dengan kemoterapi dan radiasi akan sering mengurangi ukuran tumor . Namun penggunaan berkepanjangan dari kemoterapi dan radiasi tidak menghasilkan kehancuran tumor lagi. 9 . Ketika tubuh telah banyak terdapat racun yang terbakar akibat kemoterapi dan radiasi, sistem kekebalan tubuh akan terancam atau hancur , karena itulah seseorang akan mengalami berbagai macam infeksi dan komplikasi . 10 . Kemoterapi dan radiasi dapat menyebabkan sel kanker bermutasi dan menjadi tahan dan sulit untuk dihancurkan . Operasi juga dapat menyebabkan sel kanker menyebar ke area lain . 11 . Cara efektif untuk melawan kanker adalah dengan MELAPARKAN sel-sel kanker dengan cara tidak memberikan makanan yg dibutuhkan dengan berkali-kali . Makanan sel kanker yaitu : a . Gula adalah makanan sel kanker . Dengan mengurangi gula, berarti juga mengurangi suplai makanan penting bagi sel kanker . Catatan : Pengganti gula seperti NutraSweet , Equal , Spoonful , dll dibuat dengan aspartam dan itu juga berbahaya . Pengganti yang lebih natural yaitu madu Manuka atau tetes, tapi dalam jumlah yang sedikit . Garam meja yang berwarna putih dalam pembuatannya memiliki tambahan kimia . Alternatif yang lebih baik adalah aminos Bragg atau garam laut . b . Susu membuat tubuh memproduksi mucus , terutama di saluran gastro - usus . Kanker makan pada lendir . Dengan mengurangi susu dan menggantikan dengan susu kedelai tawar sel kanker akan kelaparan . c . Sel-sel kanker berkembang dengan baik di lingkungan yang tinggi asam . Diet berbasis daging sangat tinggi kadar asamnya dan yang terbaik adalah dengan makan ikan , sedikit ayam daripada sapi atau babi . Daging juga mengandung antibiotik ternak yang menumbuhkan hormon dan parasit yang berbahaya, terutama bagi penderita kanker . d . Diet yang 80 % berbasis sayuran segar dan jus , gandum pekat , kacang-kacangan dan sedikit buah akan membantu menjadikan tubuh dalam lingkungan alkalin . Sekitar 20 % bisa diperoleh dari makanan matang termasuk kacang . Sayur segar menyediakan enzim hidup yang mudah diserap dan mencapai ke tingkat sel dalam waktu 15 menit untuk memelihara dan meningkatkan pertumbuhan sel sehat .Untuk memperoleh enzim hidup untuk membangun sel sehat, cobalah minum jus sayur segar (semua sayuran , termasuk kecambah ) dan makanlah sejumlah sayuran mentah 2 atau 3 kali sehari . Enzim rusak pada temperature 104 derajat F ( 40 derajat C ) . e . Hindari kopi , teh dan coklat , karena mengandung kafein yang tinggi . Teh hijau adalah alternatif yang lebih baik dan memiliki sifat melawan kanker . Air - terbaik untuk minum air murni , atau disaring , untuk menghindari racun dan logam berat dalam air ledeng . Hindari air suling yang asam. 12 . Protein dari daging sulit untuk dicerna dan membutuhkan banyak enzim pencernaan . Daging yang tidak tercerna akan tersisa dalam usus akan membusuk dan menyebabkan penumpukan yang lebih beracun . 13 . Dinding sel kanker memiliki penutup protein yang tangguh . Dengan menghindari makanan mengandung daging dapat membebaskan enzim untuk menyerang dinding protein sel kanker dan membiarkan pembunuh sel dalam tubuh untuk menghancurkan sel-sel kanker . 14 . Beberapa suplemen menaikan system kekebalan tubuh ( IP6 , Flor - ssence , Essiac , anti - oksidan , vitamin , mineral , EFAs dll) sehingga memungkinkan sel-sel tubuh sehat untuk menghancurkan sel-sel kanker . Suplemen lain seperti Vitamin E diketahui menyebabkan apoptosis , atau kematian sel terprogram , yaitu metode natural dari tubuh untuk membuang rusak, sel-sel yang tidak diinginkan , atau tidak dibutuhkan . 15 . Kanker adalah penyakit yang melibatkan pikiran , tubuh , dan jiwa . Jiwa yang proaktif dan positif akan membantu penderita kanker untuk sembuh .Kemarahan , tak kenal ampun dan kepahitan menjadikan tubuh dalam lingkungan stres dan asam . Belajarlah untuk memiliki jiwa penuh kasih dan pemaaf . Belajarlah untuk bersantai dan menikmati hidup . 16 . Sel-sel kanker tidak dapat berkembang dalam lingkungan beroksigen . Berolahraga setiap hari , dan bernapas dengan dalam membantu mendapatkan oksigen lebih banyak turun ke tingkat sel . Terapi oksigen adalah cara lain untuk menghancurkan sel-sel kanker .( SILAKAN BERBAGI KEPADA ORANG ANDA PEDULI ) Please LIKE and SHARE By http://indonesiabisa.net/

Sunday, February 9, 2014

Makanan Yang Tidak Boleh Dimakan Bersamaan

Makanan Yang Tidak Boleh Dimakan Bersamaan

Ketika Anda mencampurkan makanan namun menjadi berbahaya ??

Bagi ibu rumah tangga yang selalu memasak sendiri, pasti akan sering mengkombinasikan beberapa jenis bahan makanan.
Selain itu, banyak penikmat wisata kuliner termasuk saya sendiri. Adakalanya mencoba berbagai macam makanan secara bersamaan dalam sekali waktu.

Namun, Tahukah Anda bahwa tidak semua jenis makanan boleh dimakan bersamaan. Ketika salah dalam menggabungkan makanan, selain mengakibatkan tidak terserapnya nutrisi dalam makanan dengan baik kadang-kadang justru timbul resiko timbulnya efek samping yang lebih serius.

Contoh nyata yang sudah banyak orang ketahui seperti kepiting dan kesemek. Ketika keduanya dimakan bersama-sama maka dapat menyebabkan diare.

Li Hongyan, ahli gizi senior dari Shanghai Tongmai Food Co. Ltd, menunjukkan bahwa ketika pencampuran 2 jenis makanan berbeda maka orang-orang harus berhati-hati apakah akan mengakibatkan reaksi yang buruk.

Berikut beberapa jenis makanan yang tidak boleh dimakan bersamaan.

JENIS MAKANAN I : PRODUK KEDELAI (BEAN CURD) dan PRODUK SUSU
1. Produk kedelai dan bayam

Ketika produk kedelai (tahu, tempe dsb) dan bayam dimakan pada saat bersamaan maka keduanya akan memperngaruhi penyerapan kalsium dan dapat menyebabkan sumbatan di perut.
Bayam mengandung asam oksalat, yang dapat bereaksi dengan kalsium dari kedelai di dalam usus dan mmbentuk endapat tidak larut yaitu kalsium oksalat. Yang nantinya akan mempengaruhi penyerapan kalsium.

2. Kedelai dan bawang hijau

Kombinasi bean curd dan bawang hijau dapat mempengaruhi penyerapan kalsium. Bean curd mengandung banyak nutrisi seperti protein dan kalsium. Tapi bawang hijau mengandung banyak asam oksalat. Ketika bertemu kalsium asam oksalat, kalsium oksalat mereka membentuk menghancurkan kalsium. Jika seseorang makan bean curd dicampur dengan bawang hijau selama waktu yang lama, dapat menyebabkan kurangnya kalsium menyebabkan kejang, osteomalacia dan patah tulang.

3. Susu dan coklat

Percaya atau tidak, susu dan coklat tidak cocok. Sementara susu kaya akan protein dan kalsium, coklat mengandung asam oksalat. Dimakan bersama-sama, kalsium dari susu dan asam oksalat coklat dapat menggabungkan dan membentuk kalsium oksalat yang selain tidak mudah larut dalam tubuh, juga dapat menyebabkan diare.

4. Susu dan pomelo

Protein dalam susu dapat bereaksi dengan asam pada buah pomelo dan membuat perut seseorang terasa kembung. Asam ini juga dapat over-merangsang perut dan menyebabkan diare.

5. Minuman asam laktat (yogurt dsb) dan ham

Banyak orang sering memakan sandwich dengan yogurt. Namun, ham dan daging dalam sandwich, ketika dimakan dengan yoghurt, bisa menyebabkan kanker. Untuk memperpanjang pelestarian produk daging, produsen menambahkan nitrat untuk mencegah pembusukan dan botulinus. Tapi ketika bertemu nitrat asam organik, itu bisa berubah menjadi nitrosamine, karsinogen.

6. Susu kedelai dan telur

Susu kedelai mengandung nutrisi termasuk protein nabati, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Jika diminum sangat bergizi. Namun, jika diminum bersama-sama dengan makan telur, dapat mengurangi aktivitas protease, yang membantu tubuh mencerna protein. Telur, tentu saja, sangat kaya akan protein.

JENIS MAKANAN II : DAGING
1. Daging dan cuka
Mutton adalah makanan "panas", sedangkan cuka adalah "hangat" dan seperti alkohol. Ketika keduanya dimasak bersama-sama, mereka dapat meng over-aktifkan energi dan sirkulasi. Menurut Compendium of Materia Medica, sebuah buku tentang pengobatan herbal Cina, makan kambing dan cuka pada saat yang sama merugikan jantung.

2. Daging dan semangka

Semangka adalah "dingin" makanan. Ketika diambil bersama-sama dengan daging kambing, "panas," efek bergizi dari daging kambing akan menurun secara drastis. Bagi mereka yang menderita asthenia limpa, dapat membahayakan energi dan mengganggu limpa dan lambung.

3. Sapi dan chestnut

Sapi dan chestnut baik untuk perut. Namun, chestnut mengandung vitamin C, yang dapat bereaksi dengan mikro di daging sapi dan mengurangi gizi chestnut '. Kombinasi ini tidak baik untuk pencernaan dan dapat menyebabkan dispepsia.

JENIS MAKANAN III : SEAFOOD

1. Kepiting dan teh

Di restoran, warung dan tempat makan lainnya beberapa orang mungkin terbiasa dengan minum teh setelah makan kepiting, mengira itu baik untuk pencernaan. Sebaliknya hal itu dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Cairan lambung akan diencerkan setelah minum teh sambil makan kepiting, dan ini tidak hanya mengganggu asimilasi tetapi juga mengurangi kemampuan lambung untuk mensterilkan. Di sisi lain, teh memiliki asam tannic sebanyak kesemek.

2. Udang dan vitamin C

Jika seseorang makan udang dan juga memakan banyak vitamin C pada hari yang sama, ia mempunyai risiko serius. Udang mengandung senyawa yang bereaksi dengan vitamin C menjadi racun arsenik.
Jadi setelah menyantap hidangan dengan menu udang sebaiknya menghindari minum es jeruk ataupun minuman lainnya yang engandung vitamin C yang tidak sedikit.

Sayuran yang tidak boleh dimakan bersamaan
JENIS MAKANAN IV : SAYURAN
1. Lobak putih dan wortel

Kandungan di wortel dapat merusak vitamin C dalam lobak putih. Untuk mendapatkan nutrisi terbaik, lebih baik makan dua jenis ssyuran tersebut secara terpisah.

2. Kesemek dan ubi jalar

Memakan kesemek dan ubi jalar pada saat yang sama dapat menyebabkan penyumbatan di perut. Gula dalam ubi jalar difermentasi dalam perut, yang meningkatkan asam lambung. Bersama-sama mereka bahkan bisa menyebabkan perdarahan lambung atau tukak lambung.

Saturday, October 5, 2013

inggi 20 Makanan yang Mengandung Sumber Protein Tinggi

Makanan yang Mengandung Sumber Protein Tinggi
Protein merupakan nutrisi penting yang diperlukan tubuh untuk membentuk jaringan otot. Jika Anda seorang atlet, binaragawan maka Anda memerlukan asupan protein yang tinggi untuk membentuk dan menambah massa otot tubuh Anda.

Fungsi protein yang selanjutnya adalah sebagai zat pengatur. Protein membantu mengatur hormon-hormon yang berfungsi dalam proses pencernaan. Protein juga berperan dalam menjaga keseimbangan pH asam dan basa tubuh.

Manfaat lainnya dari protein adalah sebagai cadangan makanan dan energi dalam tubuh. Karena pentingnya fungsi protein untuk tubuh kita, maka kita perlu mencukupi kebutuhan protein setiap harinya.

Berdasarkan sumbernya, protein dibagi menjadi dua, yaitu protein nabati dan protein hewani. Protein nabati berasal dari tumbuhan sedangkan protein hewani berasal dari hewan. Protein hewani mengandung profil asam amino yang lengkap termasuk asam amino esensial yang mutlak dibutuhkan untuk perkembangan tubuh.

Daging dan telur merupakan makanan sumber protein yang paling populer. Namun, selain telur dan daging masih banyak makanan yang mengandung protein tinggi. Dan berikut ini kami pilihkan 20 makanan yang mengandung sumber protein tinggi yang bisa Anda konsumsi setiap hari:

1. Telur

Telur merupakan sumber protein dengan kandungan nutrisi terlengkap dibandingkan makanan sumber protein lainnya. Sebutir telur rebus mengandung tujuh gram protein dengan hanya dua gram lemak jenuh. Untuk menghindari lemak jenuh, gunakan putih telur dan buang kuningnya. Studi-studi menemukan, orang-orang yang makan telur dan roti panggang untuk sarapan bisa kenyang lebih lama dan mengonsumsi lebih sedikit kalori sepanjang hari. Telur memang mengandung sejumlah kolesterol. Tapi, lusinan studi telah menunjukkan bahwa lemak jenuh (bukan kolesterol dari makanan) yang meningkatkan kadar kolesterol darah.

2. Tenderloin ayam (White Meat)

Masing-masing tenderloin mempunyai berat sekitar satu setengah hingga dua ons, sehingga memudahkan Anda mengontrol porsi. Dua tenderloin hampir setara dengan satu takar ukuran tiga ons. Tenderloin mudah dibumbui dan bisa digunakan dalam kebab atau ditumis dengan makanan lainnya.

3. Dada ayam (White Meat)

Potongan daging rendah lemak merupakan pilihan makan siang rendah kolesterol yang sehat. Makanan ini bisa menjadi pilihan jika Anda hendak makan daging yang rendah lemak jenuh.

4. Sirloin (Daging Sapi)

Daging sirloin adalah daging yang berasal dari bagian belakang sapi. Daging ini bekerja lebih berat daripada pada bagian lain, umumnya dipakai untuk membuat steak sehingga agak lebih keras dibandingkan yang lain. Sirloin memiliki kelebihan dalam ukuran, yaitu bisa dipotong lebih besar daripada bagian sapi lainnya yang lebih lembut. Selain itu Sirloin ini hampir tidak mengandung lemak. Harga Sirloin umumnya lebih murah dibandingkan daging steak lainnya.

5. Ikan Segar

Tentunya kita semua sudah tahu kalau ikan merupakan makanan tinggi protein. Namun, berbeda dengan daging, kita tidak perlu kuatir akan kandungan lemak pada ikan. Beberapa jenis ikan, seperti gindara memiliki kadar lemak yang sangat rendah. Ikan lainnya seperti salmon dan tuna memiliki kandungan lemak yang cukup banyak, namun jangan kuatir karena lemak yang terkandung di dalamnya merupakan lemak baik Omega 3.

6. Udang

udang kaya akan kalsium dan protein, dan termasuk dalam kategori sumber protein hewani. Nilai protein pada udang dikategorikan complete protein karena kadar asam amino yang tinggi, berprofil lengkap dan sekitar 85-95 persennya mudah dicerna tubuh. 100 gr udang mentah mengandung 20,3gr protein atau cukup untuk memenuhi kebutuhan protein harian sebanyak 41 %.

7. Susu Murni

Susu berfungsi sebagai salah satu sumber protein yang paling baik dan kaya protein berkualitas.Jumlah protein susu murni memang tak terlalu besar, namun kualitas protein yang disediakan bagi tubuh sangat menakjubkan. Protein dalam susu mengandung semua asam amino esensial yang diperlukan tubuh.

8. Keong Mas

Menurut Dr Ir Sulistiono, MSc, Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) (harian Pelita, Jum’at,13/4), keong mas diketahui mengandung asam omega 3, 6 dan 9. Dari hasil uji proksimat, kandungan protein pada keong mas terbukti tinggi, yaitu berkisar antara 16 hingga 50 persen. Di beberapa daerah, keong mas diolah menjadi berbagai jenis masakan seperti sate, pepes, sambal keong, hingga kecap keong.

9. Kacang Kedelai

Selain kaya protein, kacang kedelai juga rendah lemak dan mengandung phytochemical seperti isoflavon, asam phytc dan saponin. Kandungan ini baik untuk mengurangi potensi terkena penyakit jantung, osteoporosis dan kanker. Kedelai mengandung 29 gram protein per cangkirnya.

10. Tahu

Tahu yang kaya nutrisi, terutama protein bisa diolah menjadi berbagai kreasi masakan. Bisa dikonsumsi bersama salad, dikukus, digoreng ataupun panggang. Selain bergizi, tahu juga mudah menyatu dengan bumbu dan makanan lain sehingga Anda tidak akan bosan memakannya.

11. Yoghurt

Yoghurt mengandung kalsium tinggi dan protein. Biasakan untuk mengonsumsi yoghurt setiap hari. Bisa dikonsumsi langsung, dicampur buah, smoothies, atau bisa jadi tambahan untuk sup dan kari.

12. Kacang Almond

Kacang gurih ini rendah karbohidrat, tinggi kalsium dan protein. Selain itu, almond juga mengandung serat alami, dapat dikonsumsi mentah atau bahan penambah rasa pada makanan lain.

13. Kacang Polong

Jenis kacang-kacangan seperti kacang polong, buncis atau kacang panjang mengandung serat dan protein tinggi. Satu cangkir kacang-kacangan mengandung 12-15 gram protein.

14. Brokoli

Brokoli mengandung 5 gram protein dalam satu cangkir, juga serat, karbohidrat, vitamin dan mineral sehingga digolongkan sebagai sayur dengan nutrisi lengkap. Anda bisa menjadikannya salah satu pilihan bahan masakan sehari-hari.

15. Tempe

Bahan makanan dari fermentasi kedelai ini cukup enak dan lezat. Kaya akan protein nabati, dan bisa diolah menjadi makanan apa saja.

16. Keju

Semua jenis keju adalah sumber protein yang baik. Cobalah keju cheddar atau mozzarella yang dicampur ke dalam salad, pasta, sandwich atau sup. Satu hal yang harus diperhatikan, terutama bagi Anda yang sedang diet, keju mengandung lemak. Sehingga batasi konsumsi Anda tak lebih dari 1 ons per hari.

17. Bayam

Dalam satu cangkir bayam terkandung 3 gram protein. Anda bisa mengonsumsinya dengan cara dikukus, rebus atau cah. Pastikan Anda tidak terlalu lama memasaknya, agar rasa tidak berubah dan nutrisinya tetap terjamin. Sedikit ide untuk mengolah bayam; kukus sebentar lalu bumbui dengan merica hitam dan sedikit minyak zaitun.

81. Gandum

Biji-bijian atau grains, seperti misalnya gandum, memang lebih banyak dikenal sebagai sumber karbohidrat. Namun, tahukah Anda kalau biji-bijian juga mengandung protein? Pada gandum, kandungan protein bisa mencapai sekitar 9%. Surprising fact, yes? Namun demikian, konsumsi grains sebaiknya dibatasi, terutama bagi Anda yang sedang menjalani diet rendah karbo.

19. Ikan Teri

Mungkin Anda akan terkejut dengan fakta ini. Yes, makanan yang sering kali disepelekan ini (sering mendapatkan predikat “makanan rakyat”) ternyata tinggi kandungan proteinnya. Walaupun ukurannya kecil, ternyata kandungan proteinnya mencapai 10%. Selain protein, Anda juga bisa mendapatkan kalsium dari konsumsi ikan teri. Kecil-kecil cabe rawit!

20. Sushi

Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau yang sudah dimasak. Sushi mengandung protein dan serat yang pada umumnya rendah kalori dan lemak.

Banyak perdebatan mana yang lebih baik antara protein nabati dan protein hewani. Menurutnya saya tidak ada yang lebih baik dan tidak ada yang lebih buruk. Yang terbaik adalah menyeimbangkan konsumsi keduanya, karena akan salig melengkapi.

http://manfaatnyasehat.blogspot.com/2013/06/sumber-protein.html

Friday, August 23, 2013

Tugas Sosilogi Industri



TUGAS SOSIOLOGI INDUSTRI

NAMA :          DEWI SARTIKA SARAGIH
NIM    :           D1C011044
PRODY:         TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


1.              Berikan contoh hubungan industry dengan pendidikan, bagaimana bentuk pergaulannya ?
jawab :


contoh hubungan ini dapat kita lihat secara timbal balik yaitu :
a. 
Dari sektor industry terhadap sektor pendidikan  ialah adanya kecenderungan untuk menyusun dan menerapkan kurikulum serta materi pelajaran disekolah maupun universitas agar sesuai dengan kebutuhan sektor industry.
Orang yang percaya bahwa pendidikan berfungsi mempersiapkan siswa untuk terjun langsung ke dunia kerja telah mendorong mereka untuk menganggap sekolah sebagai  sarana  mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Ia juga akan mendorong sekolah-sekolah untuk menyusun materi pelajaran yang secara lebih menarik dan terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari. Ia juga akan membantu memecahkan problema yang terjadi pada saat transisi dari sekolah menuju pekerjaan.
Pihak industriawan atau pengusaha mengehendaki suatu metode pendidikan yang memungkinkan lulusan sekolah atau perguruan tinggi menjadi tenaga kerja yang langsung siap pakai.                                                                                                                                            
b.  kalau dari sektor pendidikan terhadap sektor industry                                              
Pendidikan serta berbagai latihan keterampilan atau kejuruan yang ada didalam perusahaan merupakan refleksi atau perluasan dari tujuan dan nilai-nilai yang terkandung didalam pendidikan yang akan disampaikan kepada masyarakat luas.                                  
Sistem Magang
        Sejak abad pertengahan, system magang sudah dikenal baik dalam dunia perdagangan maupun industry. System magang  memiliki sifat paternalistic, yang menggambarkan hubungan bapak dengan anakny, antara seorang mekanik berpengalaman dengan seorang pekerja pemula.
        Walaupun sudah berusia lebih dari 20 tahun, penelitian Williams (1957) mengenai system magang ternyata masih cukup relevan dengan situasi dan kondisi sekarang.
Pendidikan serta berbagai latihan keterampilan atau kejuruan yang ada didalam perusahaan merupakan refleksi atau perluasan dari tujuan dan nilai-nilai yang terkandung didalam pendidikan yang akan disampaikan kepada masyarakat luas.
Day – release dan Sandwich course
        Day release berarti  bahwa seorang  pekerja mula yang baru masuk mendapatkan hari bebas dari pekerjaannya, biasanyya sehari dalam satu minggu kerja yang harus digunakan untuk mengikuti kursus pada berbagai jenis lembaga pendidikan teknik. Ada tingkatan kursus yang dapat diikuti oleh seorang pekerja, yaitu : pertama kursus untuk menduduki jabatan professional, kedua kursus untuk menjadi teknisi dan ketiga  untuk menduduki jabatan sebagai tenaga mekanik.
        Sandwich courses, merupakan suatu system pendidikan atau latihan dimana seorang karyawan bekerja dan belajar secara berselang-seling.
        Suatu penelitian yang telah dilakukan oleh Cotgrove dan Fuller (1972) menyatakan bahwa pengaruh Sandwich  courses terhadap posisi pekerjaan atau jabatan, sosialisasi dan proses pemilihan pekerjaan sangat kecil sekali. Satu-satunya kekuatan sandwich courses adalah kemampuannya untuk meningkatkan motivasi, prestasi dan kecakapan para pekerja.

2.     Berikan contoh hubungan industry dengan keluarga, bagaimana bentuk pergaulannya?
jawab :


Hubungan industry dan keluarga dapat dilihat pada gejala social  pada keluarga.
Adapun gejala-gejala perubahan sosial pada keluarga terkait industrialisasi yaitu :
  1. Pada keluarga tersebut cenderung bertipe konjugal dimana para anggota keluarga batih agak sama kedudukannya. Selain itu, keluarga yang mengalami perubahan akibat industrialisasi akan dijumpai hal berikut :
  • Suami – istri terlibat dalam hubungan yang setara, hubungan personal yang akrab, bersifat demokratis.
  • Usia perkawinan tidak terlalu muda, hal ini dikarenakan adanya proses belajar yang lama untuk mempersiapkan perkawinan.
  • Jumlah anak dalam keluarga relatif sedikit.
  • Angka perceraian cenderung tinggi.
2. Adanya hak-hak dan kesempatan bagi wanita untuk bekerja diluar rumah dan mencari penghasilannya sendiri.
3. Sistem ekonomi mulai lebih tergantung pada sektor industri
4. Terkait dengan perkawinan, ikatan perkawinan  yang ada lebih cenderung bersifat ekonomi. Selain itu, upacara perkawinanpun berubah, dari semula yang biasanya berdasarkan adat-istiadat daerah setempat menjadi pesta yang lebih bersifat modern.

Banyak bukti yang menunjukkan bahwa dalam hubungan antar keluarga dan industry, pihak industry mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap  keluarga dibandingkan sebaliknya. Tetapi bukan berarti kita mengabaikan pengaruh keluarga terhadap industry. Salah satu contoh adalah ketika goode 1964 telah mencoba membandingkan usaha yang dibangun jepang dan cina untuk melakukan industrialisasi pada abad 19 dan awal abad 20 dimulai dengan kondisi social dan ekonomi  yang relative sama, jepang telah melangkah jauh lebih maju dibandingkan dengan cina. Perbedaan pola dan system kekeluargaan diantara kedua Negara tersebut telah menimbulkan perbedaan dalam kecepatan industrialisasi. System pewarisan di Jepang memudahkan pelaksanaan akumulasi kekayaan dan nepotisme hanya sedikit  memberi dibandingkan dengan yang terjadi di Cina. Kehidupan keluarga para pegawai sering mendapat perhatian pihak majikan, karena dengan keluarga yang sejahtera, akan membuat seseorang kerja maksimal baik secara individu maupun kelompok kerja (meller 1964).  Serikat buruh juga pada umumnya menggunakan system kekeluargaan untuk melihat kesulitan para aparatnya dan ini menimbulkan pewarisan kerja yang agak ganjil dimana ayah, anak dan lainnya bekerja di perusahaan tersebut.
3. Jelaskan bagaimana industry menjelaskan stratifikasi dan berikan contohnya ?
jawab:

Munculnya industri-industri baru dalam suatu wilayah akan memberikan pengaruh besar terhadap jumlah tenaga kerja.”
Untuk penentuan lokasi industri Ginsburg (dalam Weiner, 1981:81) mengemukakan bahwa:
“… dalam hal pengangkutan maupun pembangkit serta penyaluran tenaga sangat memperluas kemungkinan pilihan tempat Industri sehingga tidak lagi terikat pada tempat-tempat dimana terdapat sumber alam tertentu, Bersaman dengan itu, luasnya kemungkinan untuk memilih tempat di atau dekat daerah-daerah metropolitan semakin bertambah karena perbaikan-perbaikan teknologi pengangkutan, sedangkan industri-industri yang makan tempat cenderung untuk diletakkan di daereh-daerah yang kurang padat penduduknya, yang terletak di pinggiran kota besar atau malah lebih jauh lagi dari pada itu. Hal ini pada gilirannya mengakibatkan makin cepatnya suburbanisasi daerah-daerah pedesaan yang letaknya di dekat kota-kota besar.”
Schneider (1993:430) berpendapat: “Salah satu akibat yang terpenting dari timbulnya industrialisme adalah terbentuknya komunitas-komunitas baru, atau perubahan serta pertumbuhan yang cepat dan komunitas yang sudah ada.” Peningkatan jumlah tenaga kerja dan pertumbuhan komunitas di sekitar industri yang cepat disebabkan oleh masuknya para pekerja pendatang dalam jumlah yang banyak dan menetap di daerah tersebut. Pertumbuhan komunitas ini dikarenakan “Industri membutuhkan tenaga kerja yang dapat diandalkan dan dapat masuk kerja setiap hari dan pada waktu yang tepat” (Schneider, 1993:430), sehingga para pekerja pendatang memilih bermukim di sekitar industri. “Seringkali orang-orang ini berasal dari daerah, ras, suku, atau agama yang berbeda-beda” (Schneider, 1993:437) yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda dengan masyarakat setempat. Komunitas masyarakat setempat yang dimaksud adalah komunitas masyarakat pinggiran kota yang mempunyai sifat dan karakter tertentu.

 Perubahan sosial pada masyarakat pedesaan akibat adanya  industri di   pedesaan
Komunitas yang ada disekitar industri, baik yang pada awalnya adalah komunitas pedesaan maupun komunitas diciptakan setelah adanya industri, mengembangkan karakteristik tertentu yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Industri memiliki pengaruh yang besar terhadap komunitas untuk
menimbulkan terjadinya perubahan di dalam masyarakat. Dampak industri terhadap masyarakat sangat banyak, misalnya dampak positifnya: terbukanya kesempatan kerja yang besar yang menyerap penganguran, munculnya prasarana dan sarana ekonomi seperti jalan dan transportasi, pasar, toko-toko, telekomunikasi, bank, perkreditan, perdagangan pergudangan, penginapan, rumah makan. Sedangkan dampak negatif dapat pula terasa seperti polusi air bersih, dan udara, pemukiman semakin sesak, meningginya temperature, kenaikan harga barang-barang, dan perbedaan yang menyolok dalam kehidupan dalam kawasan industri tersebut.

Untuk kondisi di Jambi sejauh mana industry mempengaruhi pendidikan, keluarga dan struktur masyarakatnya, jelaskan ?
jawab:

a. pengaruh industry terhadap pendidikan.
menurut saya terdapat pengaruh industry terhadap pendidikan ketika perusahaan industry mengatakan kepada pihak-pihak pendidikan kriteria-kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan seperti apa. Yang kemuadian pihak pendidikan akan mempersiapkan pelajar seperti kriteria yang dibutuhkan dunia kerja.

b. pengaruh industry terhadap struktur masyarakat dan keluarga
untuk kondisi di jambi adanya industry ini sangat mempengaruhi kepadatan penduduk. Persebaran penduduk didaerah Jambi semakin pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya penduduk dari daerah jawa pindah ke Jambi untuk mendapatkan pekerjaan di industry batu bata, industry sawit dan karet, dan industry lainnya seperti PT WKS.
Adanya industry di daerah Jambi mengubah status masyarakat jambi menjadi masyarakat industry.
jika kita melihat hubungan industry dengan keluarga yaitu ada positif dan negatifnya. Hal positif yang dapat kita lihat adanya kemajuan ekonomi keluarga. Karena mayoritas penduduk jambi yang petaninya menanam tanaman  industry seperti sawit dan karet. Penduduk lain yang bukan petani bekerja di industry itu sendiri. Kemajuan ekonomi di keluarga dapat dilihat dari kondisi rumah penduduk dan kendraan-kendraan yang dimiliki setiap keluarga. Namun ada hal-hal negative dari industry dan kemajuan ekonomi tersebut. Orang tua  yang sibuk untuk kegiatan-kegiatan ekonomi mengurangi intensitas pertemuan antara orang tua dan anak sehingga mengurangi nilai-nilai kebersamaan keluarga. Walupun kebutuhan setiap keluarga dapat dipenuhi secara maksimal namun aspek psikologis dan sosiologis keluarga diperkotaan yang disebut dengan keluarga inti sangat rentan terhadap berbagai masalah. Terbentuknya masyarakat sesuai harapan ditentukan oleh peranan keluarga dalam menjalankan fungsinya.


Tuesday, July 23, 2013

Fermentasi Nata



MAKALAH
TEKNOLOGI FERMENTASI
“ Fermentasi Nata De Coco ”



Oleh
KELOMPOK 2

Dewi sartika Saragih  D1C011044
Rona pasaribu            D1C011033
Yuni astrini                 D1C011070
Fitrah Hayati               D1C011084
Dina Tri Pratiwi           D1C011001
Ekni suci                     D1C011036
Novita                         D1C011013
M. Guntur                   D1C011063
Markus Simamora      D1C011053
Yuda Tri Lesmana      D1C011024
  Maryadi                  D1C011018
Denny Gustiyandra     D1C011011
 Arman Panjaitan        D1C011003
 Radian Santoso          D1C011078



TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
      Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di Indonesia banyak ditumbuhi pohon kelapa. Pohon kelapa memberikan banyak hasil bagi manusia mulai dari batang, daun, buah dll. Pada pembuatan kopra atau penjual kelapa di pasar, airnya terbuang percuma sebagai limbah yang dapat mencemari lingkungan terutama yang berhubungan dengan kesuburan tanah. Jika kita mengetahui manfaat air kelapa bahwa air kelapa telah berhasil diolah menjadi suatu produk komersial yang sangat populer dengan nama Nata de Coco.
      Seperti halnya pembuatan beberapa makanan atau minuman hasil fermentasi, pembuatan nata juga memerlukan bibit. Bibit tape biasa disebut ragi, bibit tempe disebut usar, dan bibit nata de coco disebut starter.
      Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, padat, kokoh, kuat dan kenyal dengan rasa mirip kolang-kaling, yang disebut sebagai nata.
      Selain banyak diminati karena rasanya yang enak dan kaya serat, pembuatan nata de coco pun tidak sulit dan biaya yang dibutuhkan tidak banyak sehingga dapat sebagai alternatif usaha yang dapat memberikan keuntungan. Produk ini banyak digunakan sebagai pencampur es krim, coktail buah, sirup, dan makanan ringan lainnya. Nata de coco dapat dipakai sebagai sumber makan rendah energi untuk keperluan diet. Nata de coco juga mengandung serat (dietary fiber) yang sangat dibutuhkan tubuh dalam proses fisiologi. Konon, produk ini dapat membantu penderita diabetes dan memperlancar proses pencernaan dalam tubuh.
      Acetobacter xylinum dalam pertumbuhan dan aktivitasnya membentuk nata memerlukan suatu media yang tepat sehingga produksi nata yang dihasilkan dapat secara optimal. Sebagai media dalam pembentukan nata media yang digunakan haruslah memiliki kandungan komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme yang dalam hal ini yaitu acetobacter xylinum . Komponen media nata yang dibutuhkan sebagai syarat media nata antara lain memiliki sumber karbon dapat berupa gula, sumber nitrogen dapat berupa penambahan urea atau ZA, mineral dan vitamin yang mendukung pertumbuhan bakteri acetobacter xylinum. Asam sitrat atau asam asetat untuk penyedia kondisi asam yang diharapkan bakteri acetobagter xylinum.

      1.2 Tujuan
         Untuk mempelajari cara membuat nata de coco
         Untuk mempelajari  Faktor-faktor yang mempengaruhi pada pembuatan nata de coco.
1.3  Aplikasi
       Kadungan kalori yang rendah pada Nata de Coco merupakan pertimbangan yang tepat produk Nata de Coco sebagai makanan diet. Dari segi penampilannya makanan ini memiliki nilai estetika yang tinggi, penampilan warna putih agak bening, tekstur kenyal, aroma segar. Dengan penampilan tersebut maka nata sebagai makanan desert memiliki daya tarik yang tinggi. Dari segi ekonomi produksi nata de coco menjanjikan nilai tambah. Pembuatan nata yang diperkaya dengan vitamin dan mineral akan mempertinggi nilai gizi dari produk ini.                         
      Nata de Coco dibentuk oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan cairan yang mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain. Beberapa spesies yang termasuk bakteri asam asetat dapat membentuk selulosa, namun selama ini yang paling banyak dipelajari adalah Acetobacter xylinum. Bakteri Acetobacter xylinum termasuk genus Acetobacter. Bakteri Acetobacter xylinum bersifat Gram negatip, aerob, berbentuk batang pendek atau kokus. Pemanfaatan limbah pengolahan kelapa berupa air kelapa merupakan cara mengoptimalkan pemanfaatan buah kelapa. Limbah air kelapa cukup baik digunakan untuk substrat pembuatan Nata de Coco. Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil Nata de Coco. Nutrisi yang terkandung dalam air kelapa antara lain : gula sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam antara lain Mg2+ 3,54 gr/l, serta adanya faktor pendukung pertumbuhan (growth promoting factor) merupakan senyawa yang mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri penghasil nata (Acetobacter xylinuhttp://tenacoku.blogspot.com/2011/11/khasiat-nata-decoco.html











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Nata de coco
Nata de coco merupakan produk hasil proses fermentasi air kelapa dengan bantuan aktivitas Acetobacter xylinum. Nata berasal dari bahasa spanyol yang artinya terapung. Ini sesuai dengan sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal terbentuknya nata merupakan suatu lapisan tipis yang terapung pada permukaan yang semakin lama akan semakin tebal. Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa (dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata.
Semula industri nata de coco dimulai dari adanya industri rumah tangga yang menggunakan sari buah nenas sebagai bahan bakunya. Produk ini dikenal dengan nama nata de pina. Dikarenekan nenas sifatnya musiman, pilihan itu jatuh kepada buah kelapa yang berbuah sepanjang tahun dan dalam jumlah yang cukup besar serta ditemukan secara merata hamper diseluruh pelosok tanah air. Di skala industri, nata de coco sudah dikenal sejak diperkenalkannya pada tahun 1975. tetapi, sampai saat ini, industri nata de coco masih tergolong sedikit (di Indonesia). Padahal jika melihat prospeknya dimasa mendatang cukup enggiurkan. Akhir-akhir ini, Negara berkembang sedang melirik industri nata de coco.
Pada prinsipnya untuk mengha-silkan nata de coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan media yang dapat mendukung aktivitas Acetobacter xylinum untuk memproduksi selulosa ekstra seluler atau yang kemudian di sebut nata de coco.
Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon(C) dan Nitrogen (N), melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim akstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersbeut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.
Nata yang dihasilkan tentunya bisa beragam kualitasnya. Kualitas yang baik akan terpenuhi apabila air kelapa yang digunakan memenuhi standar kualitas bahan nata, dan prosesnya dikendalikan dengan cara yang benar berdasarkan pada factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas Acetobacter xylinum yang digunakan. Apabila rasio antara karbon dan nitrogen diatur secara optimal, dan prosesnya terkontrol dengan baik, maka semua cairan akan berubah menjadi nata tanpa meninggalkan residu sedikitpun. Oleh sebab itu, definisi nata yang terapung di atas caian setelah proses fermentasi selesai, tidak berlaku lagi.
Air kelapa yang digunakan dalam pembuatan nata harus berasal dari kelapa yang masak optimal, tidak terlalu tua atau terlalu muda. Bahan tambahan yang diperlukan oleh bakteri antara lain karbohidrat sederhana, sumber nitrogen, dan asam asetat. Pada ummumnya senyawa karbohidrat sederhana dapat digunakan sebagai suplemen pembuatan anta de coco, diantaranya adalah senyawa-senyawa maltosa, sukrosa, laktosa, fruktosa dan manosa. Dari beberapa senyawa karbohidrat sederhana itu sukrosa merupakan senyawa yang paling ekonomis digunakan dan paling baik bagi pertumbuhan dan perkembangan bibit nata. Adapun dari segi warna yang paling baik digunakan adalah sukrosa putih. Sukrosa coklat akan mempengaruhi kenampakan nata sehingga kurang menarik. Sumber nitrogen yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan aktivitas bakteri nata dapat berasal dari nitrogen organic, seperti misalnya protein dan ekstrak yeast, maupun Nitrogen an organic seperti misalnya ammonium fosfat, urea, dan ammonium slfat. Namun, sumber nitrogen anorganik sangat murah dan fungsinya tidak kalah jika dibandingkan dengan sumber nitrogen organic. Bahkan diantara sumber nitrogen anorganik ada yang mempunyai sifat lebih yaitu ammonium sulfat. Kelebihan yang dimaksud adalah murah, mudah larut, dan selektif bagi mikroorganisme lain.
Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organic dan anorganik lain bias digunakan.
Acetobacter Xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar , micron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bias membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat ninmotil dan dengan pewarnaan Gram menunjukkan Gram negative.
Bakteri ini tidka membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum oase.
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Factor lain yang dominant mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperature, dan ketersediaan oksigen.
Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian.
Factor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter Xylinum mengalami pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat keasaman media temperature, dan udara (oksigen. Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber nitrogen bias berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteri Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada suhu 28 – 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi
2.2 Sejarah Pembuatan Nata                                                                                  
            Dalam sejarahnya, industri pembuatan nata diawali di tingkat rumah tangga, yaitu dengan menggunakan sari buah nanas sebagai bahan bakunya. Produk yang dihasilkan diberi nama nata de pina. Oleh karena nanas bersifat musiman, industri pembuatan nata de pina tidak dapat berlangsung sepanjang tahun. Untuk mengatasi hal tersebut, dicari alternatif penggunaan bahan lain yang bisa tersedia dengan mudah sepanjang tahun dan murah harganya. Pilihan tersebut kemudian jatuh pada air kelapa, yaitu limbah dari industri pembuatan kopra atau minyak goreng. Nata yang dihasilkan dari air kelapa disebut nata de coco. Di Indonesia, nata de coco mulai dicoba pada tahun 1973 dan mulai diperkenalkan pada 1975. Produk ini mulai dikenal luas di pasaran sejak tahun 1981. Dengan semakin digemarinya nata de coco di Indonesia, mulailah bermunculan beberapa industri pengolah nata de coco di Tanah Air. Selanjutnya nata de coco dapat dikembangkan sebagai salah satu komoditas ekspor ke berbagai negara nontropis, seperti Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara di Eropa. Permintaan nata de coco akan meningkat tajam pada saat menjelang hari raya Natal, Lebaran, Tahun baru, dan peristiwa-peristiwa penting lainnya.                   
  2.3 Aneka Rasa Nata                                                                                                           Istilah nata berasal dari bahasa Spanyol yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai natare, yang berarti terapung-apung. Nata dapat dibuat dari air kelapa, santan kelapa, tetes tebu (molases), limbah cair tahu, atau sari buah (nanas, melon, markisa, pisang, jeruk, jambu biji, stroberi, dan lain-lain). Pemberian nama untuk nata tergantung dari bahan baku yang digunakan. Nata de pinna untuk yang berasal dari nanas, nata de tomato untuk tomat, serta nata de soya yang dibuat dari limbah tahu. Dalam perkembangan industri nata belakangan ini, bahan pangan ini umumnya dibuat dari air kelapa. Nata dengan rasa buah dibuat dari air kelapa, tetapi ditambahkan citarasa buah. Kita pun mudah mendapatkan produk nata dengan rasa vanila, stroberi, pisang, jeruk, jambu biji, nanas, dan lain-lain. Adanya beragam rasa ini mempunyai arti penting dalam upaya memasyarakatkan produk ini di Indonesia.                                
    2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi nata                               
Untuk menghasilkan produksi nata yang maksimal perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut.
1.      Temperatur ruang inkubasi
Temperatur ruang inkubasi harus diperhatikan karena berkaitan dengan pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pada umumnya suhu fermentasi untuk pembuatan nata adalah pada suhu kamar (280C). Suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mengganggu pertumbuhan bakteri pembentuk nata, yang akhirnya juga menghambat produksi nata. (Budiyanto, 2004).
2. Jenis dan konsentrasi Medium
Medium fermentasi ini harus banyak mengandung karbohidrat (gula) di samping vitamin dan mineral, karena pada hakekatnya nata tersebut adalah slime (menyerupai lendir) dari sel bakteri yang kaya selulosa yang diproduksi dari glukosa oleh bakteri Acetobacter Xylinum. Bakteri ini dalam kondisi yang optimum memiliki kemampuan yang luar biasa untuk memproduksi slime sehingga slime tersebut terlepas dari sel vegetatif bakteri dan terapung-apung di permukaan medium. Pembentukan nata terjadi karena proses pengambilan glukosa dari larutan gula yang kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk precursor (penciri nata) pada membran sel. Prekursor ini selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk ekskresi dan bersama enzim mempolimerisasi glukosa menjadi selulosa yang merupakan bahan dasar pembentukan slime. Kadar karbohidrat optimum untuk berlangsung (Palungkun, 1992).
3. Jenis dan konsentrasi stater
Pada umumnya Acetobacter Xylinum merupakan stater yang lebih produktif dari jenis stater lainnya, sedang konsentrasi 5-10% merupakan konsentrasi yang ideal (Rahman, 1992).
4. Kebersihan alat
Alat-alat yang tidak steril dapat menghambat pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum. Sedangkan alat-alat yang steril dapat mendukung pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum.
5. Waktu fermentasi
Waktu fermentasi yang digunakan dalam pembuatan nata umumnya 2-4 minggu. Minggu ke-4 dari waktu fermentasi merupakan waktu yang maksimal produksi nata, yang berarti lebih dari 4 minggu, maka kualitas nata yang diproduksi akan menurun.
6. pH fermentasi
Derajat keasaman yang dibutuhkan dalam pembuatan nata adalah 3-5 atau dalam suasana asam. Pada kedua kondisi pH optimum, aktifitas enzim seringkali menurun tajam. Suatu perubahan  kecil pada pH dapat menimbulkan perbedaan besar pada kecepatan beberapa reaksi enzimatis yang amat penting bagi organisme.
7. Tempat fermentasi
Tempat fermentasi sebaiknya tidak terbuat dari logam karena mudah korosif yang dapat mengganggu pertumbuhan mikroorganisme pembentuk nata. Di samping itu tempat fermentasi sebaiknya tidak terkena cahaya matahari langsung, jauh dari sumber panas, dan harus berada dalam kondisi steril. Selain itu, dalam pembuatan nata juga harus diperhatikan bahwa selama proses pembentukan nata langsung harus dihindari gerakan atau goncangan ini akan menenggelamkan lapisan nata yang telah terbentuk dan menyebabkan terbentuknya lapisan nata yang baru yang terpisah dari nata yang pertama. Hal ini menyebabkan ketebalan produksi nata tidak standar (Budiyanto, 2004).
2.5  Kandungan gizi nata
Dilihat dari zat gizinya, nata tidak berarti apa-apa karena produk ini sangat miskin zat gizi. Karena kandungan zat gizi (khusunya energi) yang sangat rendah, produk ini aman untuk dimakan siapa saja. Produk ini tidak akan menyebabkan kegemukan, sehingga sangat dianjurkan bagi mereka yang sedang diet rendah kalori. Keunggulan lain dari produk ini adalah kandungan seratnya yang cukup tinggi terutama selulosa. Peran utama serat dalam makanan adalah pada kemampuannya mengikat air yang dapat melunakkan feses.
Makanan dengan kandungan serat kasar yang tinggi dapat mengurangi berat badan. Serat   makanan akan tinggal dalam saluran pencernaan dalam waktu yang relative singkat sehingga absorpsi zat makanan berkurang. Selain itu, makanan yang mengandung serat yang relative tinggi akan memberikan rasa kenyang karena komposisi karbohidrat kompleks yang menghentikan nafsu makan sehingga mengakibatkan turunnya konsumsi makanan. Makanan dengan kandungan serat kasar relative tinggi biasanya mengandung kalori rendah, kadar gula, dan lemak rendah yang dapat membantu mengurangi terjadinya obesitas dan penyakit jantung.
  (Joseph, 2002).
2.6. Acetobacter
Ciri-ciri Acetobacter adalah selnya berbentuk bulat panjang sampai batang lurus atau agak bengkok, ukurannya 0,6-0,8 x 1,0-3,0 μm, terdapat dalam bentuk tunggal berpasangan atau dalam bentuk rantai. Acetobacter merupakan aerobic sejati, membentuk kapsul, bersifat nonmotil dan tidak mempunyai spora, suhu optimumnya adalah 30oC. Spesies Acetobacter yang terkenal adalah Acetobacter aceti, Acetobacter orlenensis, Acetobacter liquefasiensis, dan Acetobacter xylinum. Meskipun ciri-ciri yang dimiliki hampir sama dengan spesies lainnya Acetobacter xylinum dapat dibedakan dengan yang lain karena sifatnya yang unik. Bila Acetobacter xylinum ditumbuhkan pada medium yang mengandung gula. Bakteri ini dapat memecah komponen gula dan mampu membentuk suatu polisakarida yang dikenal dengan selulosa ekstraseluler.  (Daulay, 2003).
2.6 .1. Jenis-jenis Acetobacter
Adapun jenis-jenis bakteri Acetobacter adalah sebagai berikut :
a. Acetobacter acetii, ditemukan oleh Beijerinck pada tahun 1898. Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat, yang mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat. Banyak terdapat pada ragi tapai, yang menyebabkan tapai yang melewati 2 hari fermentasi akan menjadi berasa masam.
b. Acetobacter xylinum, bakteri ini digunakan dalam pembuatan nata de coco. Acetobacter xylinum mampu mensintesis selulosa dari gula yang dikonsumsi. Nata yang dihasilkan berupa pelikel yang mengambang dipermukaan substrat. Bakteri ini juga terdapat pada produk kombucha yaitu fermentasi dari teh.  (Hidayat, 2007).
c. Acetobacter suboxydans, bakteri ini dapat mengubah glukosa menjadi asam askorbat  ( vitamin C ). (Robinson, 1976).
d. Acetobacter orleanensis, bakteri ini dapat mengubah etanol menjadi cuka      (Mckane and Judy, 1976).
e. Acetobacter indonesianensis, ditemukan pada tahun 2001. Bakteri ini merupakan bakteri asli Indonesia.
f. Acetobacter cibinongensis, bakteri ini berasal dari daerah Cibinong.
g. Acetobacter syzygii, ditemukan pada tahun 2002. Bakteri ini berasal dari buah sirsak
h. Acetobacter tropicalis, ditemukan pada tahun 2001. Bakteri ini berasal dari daerah tropis.
i. Acetobacter bogoriensis, bakteri ini berasal dari daerah tropis.
Jenis Acetobacter 5 – 9 adalah spesies baru yang merupakan bakteri asli Indonesia, yang ditemukan oleh Dr. Puspita Lisdayanti   (Prasetyo, 2003).
2.6.2. Acetobacter xylinum
Bakteri pembentuk nata termasuk kedalam golongan Acetobacter, yang mempunyai ciri – ciri antara lain : ”sel bulat panjang sampai batang (seperti kapsul), tidak mempunyai endospora, sel – selnya bersifat gram negatif, bernafas secara aerob tetapi dalam kadar yang kecil (Pelczar dan Chan, 1988). Acetobacter xylinum dapat dibedakan dengan spesies yang lain karena sifatnya yang bila ditumbuhkan pada medium yang kaya komponen gula, bakteri ini dapat memecah komponen gula dan mampu membentuk suatu polisakarida yang dikenal dengan selulosa ekstraseluler.  Acetobacter xylinum mempunyai tiga enzim yang aktif, yaitu enzim kinase, enzim ekstraseluler selulosa polimerase, dan enzim protein sintetase. Enzim ekstraseluler selulosa polimerase aktif pada pH 4 yang berfungsi untuk membentuk benang-benang selulosa (nata). Enzim protein sintetase aktif pada pH 3-6 yang berfungsi untuk mengubah makanan yang mengandung C, H, O, dan N menjadi protein  (Mandel, 2004).
Dalam medium cair, Acetobacter xylinum mampu membentuk suatu lapisan yang dapat mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Bakteri terperangkap dalam benang – benang yang dibuatnya. Untuk menghasilkan massa yang kokoh, kenyal, tebal, putih, dan tembus pandang perlu diperhatikan suhu fermentasi (inkubasi), komposisi medium dan pH medium.
Klasifikasi ilmiah dari Acetobacter xylinum :
Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Alpha Proteobacteria
Ordo : Rhodospirilia
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Acetobacter
Spesies : Acetobacter xylinum   (Moss M.O., 1995).
            Mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. Adapun tahap – tahap pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum dalam kondisi normal.
a. Fase adaptasi
Begitu dipindahkan ke media baru, bakteri Acetobacter xylinum tidak langsung tumbuh dan berkembang. Pada fase ini, bakteri akan terlebih dahulu menyesuaikan diri dengan substrat dan kondisi lingkungan barunya. Fase adaptasi bagi Acetobacter xylinum dicapai antara 0 – 24 jam atau ± 1 hari sejak inokulasi.
b. Fase pertumbuhan awal
Pada fase ini, sel mulai membelah dengan kecepatan rendah. Fase ini menandai diawalinya fase pertumbuhan eksponensial. Fase ini dilalui dalam beberapa jam.
c. Fase pertumbuhan eksponensial
Fase ini disebut juga sebagai fase pertumbuhan logaritmik, yang ditandai dengan pertumbuhan yang sangat cepat. Untuk bakteri Acetobacter xylinum, fase ini dicapai dalam waktu antara 1- 5 hari tergantung pada kondisi lingkungan. Pada fase ini juga, bakteri mengeluarkan enzim ekstraseluler polimerase sebanyak – banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa.
d. Fase pertumbuhan diperlambat
Pada fase ini, terjadi pertumbuhan yang diperlambat karena ketersediaan nutrisi yang telah berkurang, terdapatnya metabolit yang bersifat toksik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, dan umur sel yang telah tua.
e. Fase stasioner
Pada fase ini, jumlah sel yang tumbuh relatif sama dengan jumlah sel yang mati. Penyebabnya adalah di dalam media terjadi kekurangan nutrisi, pengaruh metabolit toksik lebih besar, dan umur sel semakin tua. Namun pada fase ini, sel akan lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim jika dibandingkan dengan ketahanannya pada fase lain. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini.
f. Fase menuju kematian
Pada fase ini, bakteri mulai mengalami kematian karena nutrisi telah habis dan sel kehilangan banyak energi cadangannya.
g. Fase kematian
Pada fase ini, sel dengan cepat mengalami kematian, dan hampir merupakan kebalikan dari dase logaritmik. Sel mengalami lisis dan melepaskan komponen yang terdapat di dalamnya.
2.6.3. Sifat-sifat Acetobacter xylinum
1. Sifat Morfologi
Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar 0,6 mikron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bisa membentuk rantai pendek dengan satuan 6 – 8 sel.  Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel dan koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum ose.
2. Sifat Fisiologi
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alkohol, dan propil alkohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. Sifat yang paling menonjol dari bakteri ini adalah memiliki kemampuan mempolimerisasi glukosa hingga menjadi selulosa. Selanjutnya, selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Faktor – faktor dominan yang mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperatur, dan ketersediaan oksigen.                                                                                                  
    2.6.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Acetobacter xylinum              Adapun beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi nutrisi, adalah sebagai berikut:  
a.       Sumber karbon                                                                                                     
              Sumber karbon yang dapat digunakan dalam fermentasi nata adalah senyawa karbohidrat yang tergolong monosakarida dan disakarida. Pembentukan nata dapat terjadi pada media yang mengandung senyawa – senyawa glukosa, sukrosa, dan laktosa. Sementara yang paling banyak digunakan berdasarkan pertimbangan ekonomis, adalah sukrosa atau gula pasir.          Penambahan sukrosa harus mengacu pada jumlah yang dibutuhkan. Penambahan yang berlebihan, disamping tidak ekonomis akan mempengaruhi tekstur nata, juga dapat menyebabkan terciptanya limbah baru berupa sisa dari sukrosa tersebut. Namun sebaliknya, penambahan yang terlalu sedikit, menyebabkan bibit nata menjadi tumbuh tidak normal dan nata tidak dapat dihasilkan secara maksimal.
b.      Sumber nitrogen                                                                      
              Sumber nitrogen bisa digunakan dari senyawa organik maupun anorganik. Bahan yang baik bagi pertumbuhan Acetobacter xylinum dan pembentukan nata adalah ekstrak yeast dan kasein. Namun, amonium sulfat dan amonium fosfat (di pasar dikenal dengan ZA) merupakan bahan yang lebih cocok digunakan dari sudut pandang ekonomi dan kualitas nata yang dihasilkan. Banyak sumber N lain yang dapat digunakan dan murah seperti urea.    
c.       Tingkat keasaman (pH)                                                                                      
              Meskipun bisa tumbuh pada kisaran pH 3,5 – 7,5 , bakteri Acetobacter xylinum sangat cocok tumbuh pada suasana asam (pH 4,3). Jika kondisi lingkungan dalam suasana basa, bakteri ini akan mengalami gangguan metabolisme selnya.   
d.      Temperatur                                                                                                                                Adapun suhu ideal (optimal) bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum adalah 280C – 310C. Kisaran suhu tersebut merupakan suhu kamar. Pada suhu di bawah 280C, pertumbuhan bakteri terhambat. Demikian juga, pada suhu diatas 310C, bibit nata akan mengalami kerusakan dan bahkan mati, meskipun enzim ekstraseluler yang telah dihasilkan tetap bekerja membentuk nata.                    
e.       Udara (oksigen)
              Bakteri Acetobacter xylinum merupakan mikroba aerobik. Dalam pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitasnya, bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Bila kekurangan oksigen, bakteri ini akan mengalami gangguan dalam pertumbuhannya dan bahkan akan segera mengalami kematian. Oleh sebab itu, wadah yang digunakan untuk fermentasi nata de coco, tidak boleh ditutup rapat. Untuk mencukupi kebutuhan oksigen, pada ruang fermentasi nata harus tersedia cukup ventilasi.  
2.6.5. Aktifitas Acetobacter xylinum pada fermentasi nata                                              Apabila ditumbuhkan dalam media yang kaya akan sukrosa (gula pasir), bakteri ini akan memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Senyawa – senyawa glukosa dan fruktosa tersebut baru dikonsumsi sebagai bahan bagi metabolisme sel. Bakteri Acetobacter xylinum merombak gula untuk memperoleh energi yang diperlukan bagi metabolisme sel. Selain itu, bakteri ini juga mengeluarkan enzim yang mampu menyusun (mempolimerisasi) senyawa glukosa menjadi polisakarida yang dikenal dengan selulosa ekstraseluler (nata de coco). Fruktosa, selain digunakan sebagai sumber energi, bahan dasar nata setelah dihidrolisis menjadi glukosa, juga berperan sebagai induser bagi sintesis enzim ekstraseluler polimerase. Hal ini merupakan salah satu alasan, bahwa sukrosa mempunyai kelebihan dibanding gula sederhana lain dalam fungsinya sebagai substrat pembuat nata. Berdasarkan pada pengamatan morfologi, pembentukan nata oleh bakteri Acetobacter xylinum diawali dengan pembentukan lembaran benang – benang selulosa. Pembentukan benang tersebut, pada mulanya tampak seperti flagel (cambuk pada bakteri umumnya). Selanjutnya, bakteri Acetobacter xylinum membentuk mikrofibril selulosa di sekitar permukaan tubuhnya hingga membentuk serabut selulosa yang sangat banyak dan dapat mencapai ketebalan tertentu. Pada akhirnya, susunan selulosa tersebut akan tampak seperti lembaran putih transparan dengan permukaan licin dan halus, yang disebut nata.                     
  2.7 Pembuatan nata de coco dari bahan baku yang  lain
  2.7.1 Pembuatan nata de coco dari lidah buaya                                  
              Kandungan Lidah Buaya atau Aloevera sangat banyak diantaranya terdapat 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin (B1, B2, B3, B12, C, E), mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat antara lain antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan, antipembengkakan, antivirus, antiparkinson, anti aterosklerosis.     Demikian banyak kandungan dan manfaat lidah buaya ini, jadi tidak salah jika kita mengolahnya dan mengkonsumsinya,  Nata de Coco namun menggunakan bahan dari lidah buaya yaitu Nata de Aloevera.Bahan untuk membuat Nata de Aloevera adalah sebagai berikut :                              
1.      Daging lidah buaya sebanyak 200 gram yang dipotong kotak, cuci sampai bersih.                                                                                                              
2.      Air sebanyak ½ liter                                                     
3.      Gula batu sebanyak 5 gram
4.      Daun pandan sebanyak 1 lembar                                                                
Cara membuat Nata de Aloevera adalah :                                                              
1.      Masak air hingga mendidih kemudian masukkan lidah buaya, gula batu dan daun pandannya dan didihkan.                                                                     
2.      Dinginkan dan masukkan kedalam kulkas dan siap anda nikmati       
         
2.7.2        Pembuatan nata de coco dari nenas                                                              
Nata merupakan selulosa yang dibentuk oleh bakteri Acetobacter xylinum, berkalori rendah, kadar serat 2,5 %, dan memiliki kadar air 98 %. Serat yang ada dalam nata tersebut sangat penting dalam proses fisiologis, bahkan dapat membantu para penderita diabetes dan memperlancar pencernaan makanan atau dalam saluran pencernaan. Oleh karena itu dapat  dipakai sebagai sumber makanan.
 Nata de pina Kalori rendah dan untuk keperluan diet, bahan baku yang sudah umum digunakan sebagai media untuk membuat nata adalah air kelapa, yang produknya dikenal dengan nama nata de coco. Nata juga dapat dibuat dengan bahan-bahan media lainnya yang cukup mengandung gula. Gula yang terkandung dalam bahan tersebut dapat dimanfaatkan oleh A.  Xylinum untuk membentuk nata. Bahan-bahan yang bisa digunakan sebagai media tersebut antara lain adalah kedelai (nata de soya), tomat (nata de tomato) dan nanas (nata de pina) . Pada prinsipnya medium nata adalah cairan yang mengandung gula, oleh karena itu limbah buah-buahan , termasuk limbah nenas juga bisa digunakan sebagai medium nata depina. Selain buahnya, limbah nanas juga dapat dipakai sebagai bahan baku nata de pina.                                      a. Bahan                                                                                                                
   Gula pasir,  Asam cuka, Cairan bibit atau kultur murni nata (dapat diperoleh dari kultur ampas nanas) Sebagai alternatif bisa ditambahkan Amonium Phospat, (sumber nitrogen).  
b. Alat  
  Pisau , Telenan , Panci , Blender/pemarut , Kompor,  Kain saring,  Pengaduk , Nampan.
c. Cara Pembuatan nata de pina :
     Bahan yang digunakan adalah buah atau limbah nanas yang berupa kulit, empulur dan mata nanas serta buah nanas masak optimum. Buah nanas dikupas dan dibersihkan mata serta empulurnya kemudian dicuci.
    Bahan dihancurkan dengan blender dan dimasak sampai mendidih kemudian disaring
     Hasil saringan ditambah gula 10 gram per liter dan sebagai alternatif bisa ditambahkan Ammonium Phospat 10 gram per 5 liter untuk memperkaya kandungan nitrogen dalam media, kemudian dididihkan lagi.
      Setelah mendidih biarkan 10 menit dan ditambah asam cuka sebanyak 30 ml per liter atau sampai pH 4,5 kemudian dimasukkan ke dalam nampan plastik yang sudah distrilkan dengan cara dijemur atau dicuci dengan alkohol dan ditutup dengan kertas koran yang sudah disterilkan dengan cara diseterika atau dioven dan diikat sampai rapat. Untuk starter / bibit nata dimasukkan ke dalam botol yang sudah disterilkan.
     Setelah dingin atau 7 – 8 jam, cairan stater dimasukkan ke dalam nampan atau botol sebanyak 20 % dan ditutup kembali.
    Biarkan selama 7 – 10 hari (fermentasi), setelah terjadi penggumpalan dinamakan pelikel dipotong-potong kecil, ditiriskan dan direndam dalam selama 2 – 3 hari untuk menghilangkan asamnya. Selama perendaman air sering diganti.
      Potongan pelikel (nata) direbus selama 30 menit lalu ditiriskan.
2.7.3 Pembuatan nata de coco dari Pisang
Pembuatan nata merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah limbah rumah tangga (kulit pisang, kulit pisang, kulit nanas, dll) dengan bantuan bakeri Acetobakter xylinum. Pembuatan nata de banana skin dimulai dengan mendidihkan ekstrak kulit pisang dengan ditambahkan cuka, gula dan bahan tambahan lainya, kemudian disimpan dalam wadah untuk diinokulasi. Dalam penginokulasian harus pada suhu kamar. Kemudian disimpan selama kurang lebih 10-15 hari atau sampai adanya lembaran nata.
Bibit nata adalah bakteri Acotobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air perasan kulit pisang yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada kulit pisang tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata. Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada suhu 28°– 31°C.
Bahan  yang  digunakan :


1.Kulit pisang kapok
2. Gula pasir
3. Bakteri Acetobacter xylinum
4. Pupuk ZA
5. Asam cuka
6. Garam Inggris
7. Air
8. Sirup
9. Amilum
10. Indikator luff schoorl
11. Indikator molisch


Alat Yang Digunakan :


1.      Blender
2. Timbangan
3. Gelas ukur
4. Cetakan
5. Kain saring
6. Sendok
7. Pisau
8. Panci
9. Kompor
10. Pengaduk


 Langkah – langkah Pembuatan Nata :
1. Daging buah yang menempel pada kulit pisang bagian dalam dikerok.
2. Ditimbang sebanyak 400 gr.
3. Ditambahkan air dengan perbandingan 1 : 2, lalu diblender hingga halus.
4. Rebus air sebanyak 800 ml. 600 ml untuk pencampuran nata, sedangkan sisanya untuk mensterilkan botol kaca dan toples.
5. Disaring dengan kain saring hingga diperoleh filtrat (cairan hasil penyaringan).
6. Masukkan ke dalam panci lalu panaskan di atas kompor. Setelah mendidih, tambahkan gula pasir 10 % b/v, asam cuka 0,5 %v/v (bila yang digunakan asam cuka di pasaran 4-5 % v/v), pupuk ZA 0,125% b/v ( 1 pucuk sendok teh), dan garam Inggris 0,01 % b/v. Aduk sampai larut lalu angkat.
7. Tuangkan ke dalam cetakan yang telah disterilkan (dicuci dengan air panas), dengan ketinggian cairan adonan lebih kurang 2-3 cm di setiap cetakan. Segera tutup dengan kertas (Koran, majalah, kertas merang).

2.7.4  Pembuatan Nata de coco dari Mangga                                                   
  Mangga adalah  tanaman buah asli dari India. Namun kini, tersebar di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Tanaman Mangga bisa tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah dan berhawa panas. Tapi, ada juga juga yang bisa tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian hingga 600 meter di atas permukaan laut     (Smallcrab, 2011).       Mangga tergolong kelompok buah “batu” berdaging dengan bentuk, ukuran, warna, dan citarasa (aroma-rasa-tekstur) beraneka. Bentuk mangga ada yang bulat penuh, seperti mangga gedong, dan bulat panjang, seperti mangga harumanis dan mangga manalagi, Mangga kopek berbentuk bulat pipih, sedang mangga golek lonjong. Kendati bentuk, ukuran, warna, dan citarasa buah mangga beragam.    Dari segi gizi semuanya hampir tidak jauh berbeda. Mangga ranum segar mengandung air sekitar 82 persen, vitamin C 41 mg, dan energi/kalori 73 Kal per 100 gram. Pada setiap 100 gram mangga muda, mangga yang masih mentah terkandung air lebih kurang 84 persen, vitamin C 65 mg, dan energi 66 Kal. Energi dalam mangga muda rendah karena lebih banyak mengandung zat pati, yang akan berubah menjadi gula dalam proses pematangan. Sebagian besar energi mangga berasal dari karbohidrat berupa gula, yang membuatnya terasa manis. Kandungan gula ini didominasi oleh gula golongan sukrosa. Kandungan gula dalam mangga berkisar 7-12 persen. Namun, jenis mangga manis dapat mencapai 16-18 persen. Mangga pun merupakan sumber beta-karoten , kalium, dan vitamin C  (Suharmoko, 2009).
   Beta-karoten adalah zat yang di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A (zat gizi yang penting untuk fungsi retina). Beta-karoten (dan vitaminC) juga tergolong antioksidan, senyawa yang dapat memberikan perlindungan terhadap kanker karena dapat menetralkan radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul-molekul tak stabil yang dihasilkan oleh berbagai proses kimia normal tubuh, radiasi matahari atau kosmis, asap rokok, dan pengaruh-pengaruh lingkungan lainnya. Di dalam tubuh, mayoritas radikal bebas berasal dari proses kimia kompleks saat oksigen digunakan di dalam sel. Zat-zat gizi antioksidan, seperti beta-karoten dan vitamin C, membuat radikal bebas tak berbahaya dengan menetralkannya.
            Zat-zat gizi antioksidan itu terkandung melimpah pada buah mangga. Kandungan beta-karoten dan vitamin C (beserta kalium, aktivitas vitamin A, karbohidrat, energi dan air) dari beberapa macam mangga tiap 100 gram (Nurfi Afriansyah, peneliti pada Pusat Litbang Gizi Depkes RI).  Mangga memiliki sifat kimia dan efek farmakologis tertentu, yaitu bersifat pengelat (astringent), peluruh urine, penyegar, penambah napsu makan, pencahar ringan, peluruh dahak dan antioksidan. Kandungan asam galat pada mangga sangat baik untuk saluran pencernaan. Sedangkan kandungan riboflavinnya sangat baik untuk kesehatan mata, mulut, dan tenggorokan (Admin, 2010)
Bahan Tambahan Pembuatan Nata de Mangnas
a.  Asam
Bakteri asam asetat pada permukaan cairan yang mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain. Beberapa spesies yang termasuk bakteri asam asetat dapat membentuk selulosa, namun selama ini yang paling banyak dipelajari adalah Acetobacter xylinum. Bakteri Acetobacter xylinum termasuk genus Acetobacter. Bakteri Acetobacter xylinum bersifat Gram negatip, aerob, berbentuk batang pendek atau kokus.
b. Sukrosa
Adanya gula sukrosa dalam nanas akan dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa metabolit diantaranya adalah selulosa yang membentuk Nata de mangnas. Senyawa peningkat pertumbuhan mikroba (growth promoting factor) akan meningkatkan pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya mineral dalam substrat akan membantu meningkatkan aktifitas enzim kinase dalam metabolisme di dalam sel Acetobacter xylinum untuk menghasilkan selulosa.
2.8 Karakteristik Bahan
1. Air kelapa

Sifat Fisika :
  Berbentuk Liquid
  Elektrolit kuat
  Berwarna bening
  Tidak Bau
Sifat Kimia
2. Glukosa  (C6H12O6)
              Sifat fisika
                       BM 180 gr/mol
                         Spesifik grafity 1,544
                       Titik leleh 146oC
                      Berbentuk Kristal
               Rasanya manis
               Tidak bauTidak beracun
               Berwarna putih
               Kandungan energy 1,619 kj
               Kelarutan dalam air 0,1 gr/1000ml pada 25oC
               Densitas 1,5 gr/cm3
               Kandungan air 0,03 gr
               Kandungan Karbohidrat 99,98 gr  (Perry’s, 1997)

                 
Sifat kimia

  •   Pada proses fermentasi membentuk etanol
        C6H12O6    +   enzim  →  2 C2H5OH    +         2 CO2
      (Glukosa)                            (etanol)         (karbon dioksida)
  •   Sukrosa dengan air bereaksi menghasilkan glukosa   
     C12H22O11  +  H2O  +  H2SO4    →  C6H12O6   + C6H12O6
     (Glukosa)     (Air)     (katalis)      (Glukosa)    (fruktosa)
  •      Dapat larut dalam air
  •      Glukosa tidak bereaksi baik dengan NaHSO3
  •     Merupakan turunan dari monosakarida
  •      Berasa manis
  •     Mempunyai 4 atom karbonil
  •      Sukar Larut dalam minyak
  •      Mudah mencair pada temperature tinggi
  •      C6H12O6  + Khamir     enzim      2C2H5O6 + 2Co2
                 ( Glukosa)                                    ( etanol)    (karbon dioksida)

  •      Terurai Menjadi
       C6H12O6                 6C     +      6H      +   3O
      ( Glukosa)               ( Karbon) (Hidrogen) (Oksigen )
  •     Mudah membeku pada suhu rendah  (Vogel, 1990)




3.      Urea                                                                                                                     
  Sifat Fisika
      

  •   BM 60,09 g/mol
  •          Berbentuk Padatan
  •          Berwarna putih Kristal
  •         Densitas kepadata 1,32 gr/cm3
  •          Titik Lebur 132,7 -135 oC
  •          Kelarutan dalam air 251 gr/100 ml ( 60OC)
  •          Kebebasan PKBH -1 = 0,18
  •   Tidak Berwarna   (Perry’s, 1997)       

          Sifat Kimia       

  •   Mengandung Nitogen utama dalam urea
  •   Tidak Alkohol
  •   Diperoleh dari oksidasi asam amina atau amenla
  •  Terlarut dalam darah 2,5 -7,5 mmol/L
  •   Bersifat toxic
  •   Sejumlah kecil urea dihasilkan dari rekasi bersama natrium klorida
  •   Amonia dioksida dengan bakteri dalam tanah untuk nitrat
  •   Dalam urea padat, pusat oksigen bergerak dalam dua ikatan hydrogen (Vogel, 1990)













BAB III
PROSES PEMBUATAN NATA DE COCO

A.       Persiapan bahan dan alat

·         Peralatan yang diperlukan:

1.      Kompor.
2.      Panci untuk merebus media/ air kelapa.
3.      Botol steril 500 ml
4.      Pengaduk.
5.      Pisau pengiris nata.
6.      Saringan air kelapa/ ayakan tepung/ kain saring
7.      Nampan/ wadah untuk fermentasi.
8.      Kain putih/mori/kasa untuk penutup
9.      Ember/baskom perendam/pencuci.
10.  Timbangan
11.  Jarum ose
12.  Autoclave
13.  Plastik/ cup plastik

·         Bahan yang diperlukan:
1.    Air kelapa 5 liter.
2.    Gula pasir 1 kg.
3.    Asam cuka (asam asetat 25%)/asam cuka dapur 80 ml
4.    Urea 25 g.
5.    Sirup rasa dan warna disesuaikan dengan keinginan

B.       Proses Pembuatan
Proses pembuatan Nata de Coco dibagi dalam tiga tahapan proses, yaitu :
a.       Pre Treatment (tahap awal)
b.      Treatment
c.       Post Treatment (tahap akhir)
Masing-masing ketiga tahapan proses tersebut terdiri dari tahapan-tahapan proses sebagai berikut :
1.      Pre Treatment
Pre treatment adalah tahapan awal. Pada proses pembuatan Nata de Coco ini pre treatment terdiri dari beberapa tahapan, antara lain :
1.      Persiapan Substrat
Sustrat adalah media pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum, bentuk cair yang didalamnya mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum, untuk menghasilkan Nata de Coco. Cara penyiapan substrat untuk pembuatan Nata de Coco dengan bahan baku air kelapa ádalah sebagai berikut :
Air kelapa yang diperoleh dari pasar disaring dengan menggunakan kain saring bersih. Ke dalam air kelapa ditambahkan sukrosa (gula pasir) sebanyak 10% (b/v). Gula ditambahkan sambil dipanaskan, diaduk hingga homogen. Urea (sebanyak 5 gram urea untuk setiap 1 liter air kelapa bergula yang disiapkan) ditambahkan dan diaduk sambil didihkan. Substrat ini didinginkan, kemudian ditambah asam acetat glacial (asam cuka ) sebanyak 2% atau asam cuka dapur 25% (16 ml asam asetat untuk setiap 1 liter air kelapa). Substrat disterilkan dengan cara dimasukkan dalam outoclave pada suhu 121 oC, tekanan 2 atm, selama 15 menit (atau didihkan selama 15 menit).
2.      Persiapan Media Stater
Starter adalah bibit Acetobacter xylinum yang telah ditumbuhkan dalam substrat pertumbuhan kultur tersebut sehingga populasi bakteri Acetobacter xylinum mencapai karapatan optimal untuk proses pembuatan nata, yaitu 1 x 109 sel/ml. Biasanya kerapatan ini akan dicapai pada pertumbuhan kultur tersebut dalam susbtrat selama 48 jam (2 hari). Penyiapan starter adalah sebagai berikut :
Substrat disterilkan dengan outoclave atau dengan cara didihkan selama 15 menit. Setelah dingin kira-kira suhu 40 oC, sebanyak 300 ml dimasukkan ke dalam botol steril volume 500 ml. Substrat dalam botol steril diinokulasi (ditanami bibit bakteri Acetobacter xylinum) sebanyak 2 ose (kira-kira 2 pentol korek api), bibit Acetobacter xylinum. Substrat digojog, sebaiknya menggunakan shaker dengan kecepatan 140 rpm ( secara manual digojog setiap 2-4 jam ). Starter ditumbuhkan selama 2 hari, pada suhu kamar.

2.      Treatment
Treatment adalah tahapan inti dari  proses pembuatan Nata de Coco dimana pada tahapan ini terbentukklah Nata de Coco melalui proses fermentasi. Fermentasi adalah suatu proses pengubahan senyawa yang terkandung di dalam substrat oleh mikroba (kultur) misalkan senyawa gula menjadi bentuk lain (misalkan selulosa / Nata de Coco), baik merupakan proses pemecahan maupun proses pembentukan dalam situasi aerob maupun anaerob. Di dalam proses fermentasi ini bisa terjadi proses katabolisme maupun proses anabolisme. Pada proses fermentasi air kelapa oleh bakteri Acetobacter xylinum ini, enzim akstraseluler yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum akan mengubah zat gula (sukrosa) menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.
Fermentasi substrat air kelapa telah dipersiapkan sebelumnya. Substrat air kelapa disterilkan dengan menggunakan outoclave atau dengan cara didihkan selama 15 menit. Substrat didinginkan hingga suhu 40oC. Substrat dimasukkan pada nampan atau baskom steril dengan permukaan yang lebar, dengan kedalaman substrat kira-kira 5 cm. Substrat diinokulasi dengan menggunakan starter atau bibit sebanyak 10 % (v/v). Substrat kemudian diaduk rata, ditutup dengan menggunakan kain kasa. Nampan diinkubasi atau diperam dengan cara diletakkan pada tempat yang bersih, terhindar dari debu, ditutup dengan menggunakan kain bersih untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Inkubasi dilakukan selama 10 – 15 hari, pada suhu kamar. Pada tahap fermentasi ini tidak boleh digojok. Pada umur 10-15 hari nata dapat dipanen.

3.      Post Treatment
Post treatment adalah pengolahan tahap akhir. Post treatment ini terdiri dari proses :
a.       Pemanenan
Nata de Coco yang dipanen pada umur 10-15 hari, dalam bentuk lembaran dengan ketebalan 1 - 1,5 cm. Nata de Coco dicuci dengan menggunakan air bersih, diiris dalam betuk kubus, dicuci dengan menggunakan air bersih. Nata de Coco direndam dalam air bersih selama 2-3 hari. Agar rasa asam Nata de Coco hilang perlu direbus hingga selama 10 menit. Hingga tahap ini telah dihasilkan Nata de Coco rasa tawar.
Untuk menghasilkan Nata de Coco siap konsumsi yang memiliki rasa manis dengan flavour tertentu perlu dilakukan proses lanjut. Nata de Coco direbus dalam air bergula. Penyiapan air bergula dengan cara menambahkan gula pasir sebanyak 500 gr ke dalam 5 liter air ditambahkan vanili atau flavour agent lain untuk menghasilkan valour yang diinginkan. Potongan Nata de Coco bentuk dadu dumasukkan kedalam air bergula selanjutnya direbus hingga mendidih selama 15 menit. Nata de Coco didinginkan dan siap untuk dikonsumsi.


b.      Pengemasan
Kemasan merupakan aspek penting dalam rangka menghasilkan produk Nata de Coco untuk keperluan komersial. Dengan demikian proses pengemasan perlu dilakukan secara teliti dan detai prosesnya sehingga menghasilkan nilai tambah yang optimal dari manfaat dan tujuan pengemasan tersebut.
Pengemasan dapat dilakukan dengan kemasan yang sederhana dengan menggunakan kantung plastik kemasan dengan usuran bervariasi ½ kg, 1 kg dan seterusnya sesuai dengan keperluan. Kemasan dapat pula dilakukan dengan menggunakan kemasan cup plastik, ukuran aqua cup atau yang lebih besar.
Proses pengemasan produk Nata de Coco dapat dilakukan sebagai berikut; Nata de Coco yang telah direbus dengan penambahan gula dan flavouring agent tertentu didinginkan hingga suhu 40 oC (suma-suam kuku). Produk tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam kemasan plastik atau cup secara aseptik untuk menghindari contaminan. Pengisian produk kedalam kemasan harus penuh agar tidak tersisa udara dalam kemasan sehingga mikroba kontaminan tidak bisa tumbuh. Kemasan selanjutnya ditutup dengan menggunakan sealer. Setelah pengemasan selesai produk dimasukkan dalam air dingin hingga produk menjadi dingan dan segera ditiriskan. Selanjutnya produk yang telah dikemas dan didistribusikan atau disimpan dalam penyimpan berpendingin agar tetap segar dan lebih awet.











BAB IV
KESIMPULAN
1.   Nata de coco merupakan produk hasil proses fermentasi air kelapa dengan bantuan aktivitas Acetobacter xylinum.
2.   Faktor- Faktor yang mempengaruhi Nata De Coco: Temperatur, konsentrasi, kebersihan alat, waktu,  pH dan    tempat Nata d coco.
3. Pada proses pembuatan Nata de Coco, sukrosa berasal dari gula yang ditambahkan sebagai bahan baku Nata de Coco. Sukrosa kemudian terurai menjadi glukosa dan fruktosa dengan bantuan asam, yaitu asam asetat glacial. Asam asetat glacial disini juga membantu untuk menurunkan pH Nata de Coco, sehingga menjadi lebih asam. 
4.  Kebersihan merupakan faktor sangat penting untuk keberhasilan dan proses pembuatan Nata de Coco











DAFTAR PUSTAKA

Forng, E.R., Anderson,S.M., & Cannon, R.E.. 1989. Synthetic Medium for Acetobacter xylinumThat Can Be Used for Isolation of Auxotrophic Mutan and Study of Cellulose Biosynthesis. App. and Environ. Microbiol. 55 : 1317-1319.
Lapuz, M. M., Gollardo E.G., & Palo M.A. 1967. TheOrganism and Culture Requirements, Characteristics and Identity. The Philippine J. Science. 98: 191 – 109.
Ley, J.D., & Frateur, J. 1974. Genus Acetobacter. Bejering. 1889. : 126 – 277. Dalam R.E. Buchanan & N.E. Gibson (Ed) Bergeys Manual of Determinatif Bacteriology, Eight Edition. The Williams & WilkinsCo. Baltimore.
Moat, A.G. 1979. Microbial Physiology. Jhon Willey & Sons, New York, 600p.
Masaoka, C., Ohe, T., & Sakato, N., 1993. Production of Cellulose from Glucose by
Acetobacter xylinum. J. Ferment. Bioeng. 75: 18-22.
Pracaya. Bertanam Nanas. Penebar Swadaya. Salatiga.
Swissa, M., Aloni, Y., Weinhouse, H. & Benziman,  M. 1980. Intermediary step in Acetobacter xylinumCellulose Synthesis” Studies whit whole Cells and Cell Free Preparation of the Wild Type and A Celluloses Mutant. J.
acteriol. 143: 1142 – 1150.
Tampubolon, Lisbeth . 2008. Pembuatan Material Selulose-Kitosan BAkteri dalam Medium Air Kelapa dengan Penambahan Pati dan Kitosan Menggunakan Acetobacter xylinum . Medan : Universitas Sumatra Utara