Wednesday, August 13, 2014

Bungkil Inti Sawit Dimanfaatkan untuk Menghambat Bakteri Patogen

Kelapa sawit adalah salah satu pohon palem produktif utama yang dikembangkan di Indonesia. Tumbuhan ini adalah penghasil minyak nabati terbesar di dunia, terutama karena minyak dapat diproduksi baik dari serabut, buah maupun inti. Minyak ini dapat digunakan untuk minyak masak, minyak industry, maupun bahan bakar (biodiesel). Hasil pengolahan ini masih terdapat sisa-sisa bungkil inti sawit. Bungkil itu termasuk dalam golongan limbah.
   Peneliti Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir Nahrowi, M.Sc. memanfaatkan bungkil inti sawit yang kaya akan kandungan karbohidrat mannan sebagai bahan aditif untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam saluran pencernaan khususnya Salmonelladan E.colli. “Ternyata serat kasar dari bungkil inti sawit mengandung karbohidrat mannan yang tinggi. Mannan dapat digunakan sebagai bahan aditif menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam saluran pencernaan.

Bungkil inti sawit adalah limbah ikutan proses ekstrasi inti sawit. Bahan ini dapat diperoleh dengan proses kimia atau dengan cara mekanik (Devendra,1977). Zat makanan yang terkandung dalam bungkil inti sawit cukup bervariasi, tetapi kandungan yang terbesar adalah protein berkisar antara 18-19% (Satyawibawa dan Widyastuti, 2000).

Latar belakang penelitian yang dilakukan peneliti tersebut adalah karena Indonesia merupakan produsen terbesar minyak sawit di dunia. Tingginya angka produksi minyak sawit di Indonesia dibarengi dengan tingginya angka hasil samping sawit yang dihasilkan.

Awalnya dari penelitian ini, dilihat bungkil sawit (BIS) yang merupakan hasil samping dari proses pengolahan minyak inti sawit jumlahnya sangat banyak. Pemanfaat bungkil inti sawit untuk makanan ternak unggas (broiler dan layer) masih sangat minim.

Kebanyakan bungkil inti sawit banyak diekspor dari pada dipakai di dalam negeri. Padahal hasil samping sawit tersebut kaya akan konstrain yang bisa dimanfaatkan. Beberapa kontrain yang ada pada bungkil inti sawit diantaranya, kadungan serat yang tinggi dan kandungan protein kasar yang rendah yakni sekitar 16 hingga 18 persen. Tim peneliti IPB melihat konstrain-konstrain yang ada di dalam bungkil inti sawit bukan sebagai faktor pembatas tetapi sesuatu yang bisa diambil manfaatnya. Inovasi proses pengolahan bungkil inti sawit dengan kombinasi proses mekanik dan kimia tersebut dapat menghasilkan dua produk sekaligus.

Jika kita bisa mengisolasi mannan dari bungkil inti sawit maka kandungan proteinnya semakin meningkat. Dari inovasi tersebut dapat menghasilkan dua produk yakni karbohidrat mannan dan konsentrat protein. Pengolahan memiliki kelebihan diantaranya produk serupa yang di dapat dari sumber lain. Pada produk mannan, Amerika memproduksi mannan dari ragi yang memerlukan industri fermentasi tempat mengkuluturkan ragi tersebut.

Sementara, di Indonesia hanya menggunakan hasil samping sawit yang kaya mannan sehingga tidak perlu lagi kultur dan industri tersebut. Kelebihan kita dalam memproduksi mannan di banding Amerika adalah lebih ekonomis dalam menghasilkan mannan ketimbang dari ragi. Dan, nilai manfaatnya tidak kalah dari ragi. Sedangkan untuk produk konsentrat protein, nilai kecernaan dari konsentrat protein bungkil inti sawit lebih baik dari sumber protein yang lain karena dihasilkan dari protein yang larut dalam air.

Walaupun, secara alami kandungan asam amino bungkil inti sawit kalah dari komposisi asam amino dari bungkil kedelai tetapi dapat dilakukan fortifikasi supaya kandungan asam amino di konsentrat protein sawit sebanding dengan kedelai.

Produk konsentrat protein bungkil inti sawit memiliki kandungan protein kasar hingga 44 persen menyerupai bungkil kedelai, sehingga dapat dijadikan alternatif bungkil kedelai. Sedangkan produk mannan bungkil inti sawit bersifat menghambat pertumbuhan bakteri patogen, sehingga dapat digunakan sebagai antibiotik alternatif. Produk inovasi yang dihasilkan tim peneliti IPB tersebut telah memperoleh karena memiliki beberapa keunggulan lainnya di antaranya ketersediaan pasokan bungkil inti sawit yang terjamin, kualitas produk tergolong baik dan bisa menggantikan produk sejnis lainnya. Keunggulan lainnya, produk sejenis lainnya, mengurangi ketergantungan impor pakan aditif. Sehingga produk ini cocok diaplikasikan di industri yang bergerak di bidang pakan dan obat-obatan.

No comments:

Post a Comment